Perbedaan Altcoin dan Bitcoin

Altcoin dan Bitcoin tentu memiliki banyak perbedaan. Berikut Indodax Academy rangkumkan beberapa perbedaannya:

GenpOp. -- Aset kripto terdiri dari banyak koin. Namun dari semua koin, ada dua jenis yang umum diketahui, yaitu Bitcoin dan yang bukan Bitcoin.

Koin yang bukan Bitcoin disebut Altcoin yang merupakan singkatan alternative coin (koin alternatif).

Dengan demikian, altcoin adalah coin yang merujuk pada koin-koin alternatif dari Bitcoin, yaitu koin kripto selain Bitcoin.

Ada begitu banyak altcoin yang diciptakan di dunia kripto. Lantas apa saja yang termasuk Altcoin?

Berikut penjelasan lengkapnya mengenai daftar Altcoin terpopuler yang perlu kamu ketahui.

+ Resmi! ETF Bitcoin Spot Diakui di Amerika Serikat untuk Pertama Kali

+ 8 Aset Kripto Terbaik Tahun 2024 Berdasarkan Kapitalisasi Pasar, Bisa Buat Investasi!

+ 10 Faktor Mengapa Harga Bitcoin dan Altcoin akan Naik pada 2024

+ Harga Bitcoin pada Tahun 2024 Diprediksi Bakal Naik Signifikan

+ 8 Cara Memilih Aset Kripto Terbaik, Biar Gak Boncos!

Ethereum adalah salah satu kripto terkemuka di pasar pada tahun 2024. Jaringan Ethereum mendukung smart contract, yang merupakan perjanjian yang dijalankan sendiri yang dapat mengotomatisasi tugas tanpa perantara.

Ethereum dikenal menjalankan smart contract yang secara otomatis dijalankan ketika kondisi terpenuhi dan token non-fungible (NFT).

Sebagai platform kripto dan blockchain, Ethereum adalah favorit beberapa pengembang program. Ethereum juga menampung sejumlah besar DApps dan NFT. Harga ETH sudah naik lebih dari 721,835 persen sejak diluncurkan pada Juli 2014.

Harga Ethereum mengalami fluktuasi nilai yang luar biasa. Dari April 2016 hingga 2 Januari 2024, harganya naik dari sekitar £8 (Rp 157 ribu) menjadi sekitar £1.895 (Rp 37 juta).

Pada puncaknya pada November 2021, nilainya adalah £3.400 (Rp 67 juta), yang menunjukkan volatilitasnya.

Market Cap: £227 miliar / $267 miliar (sekitar Rp 4.400 triliun)

Jakarta, Pintu News – Grayscale, manajer aset digital terbesar di dunia, baru saja merilis daftar 20 altcoin yang diprediksi akan unggul pada kuartal 4 tahun 2024 ini.

Dalam daftar tersebut, Grayscale menambahkan beberapa aset baru seperti SUI, TAO, OP, HNT, CELO, dan UMA. Fokus utama Grayscale adalah pada tokenisasi aset tradisional, platform AI terdesentralisasi, serta kepopuleran meme coin yang berkelanjutan.

Simak lebih lanjut, yuk!

Baca juga: Harga Solana Naik 8% dalam Seminggu, SOL Diprediksi Bakal Tembus ke Rp4,9 Juta?

Lebih lanjut, tema-tema crypto yang diprediksi akan unggul termasuk tokenisasi aset tradisional, kebangkitan platform AI terdesentralisasi, serta popularitas koin meme yang berkelanjutan. Dalam laporan penelitiannya, Grayscale mencatat:

“20 Besar mewakili sekumpulan aset yang terdiversifikasi di seluruh Sektor Kripto yang, dalam pandangan kami, memiliki potensi tinggi selama kuartal mendatang (Gambar 4). Pendekatan kami menggabungkan berbagai faktor, termasuk pertumbuhan/adopsi jaringan, katalis yang akan datang, keberlanjutan fundamental, valuasi token, inflasi pasokan token, dan potensi risiko ekor.”

Beberapa pilihan utama untuk reli Q4 yang kuat sangat jelas seperti Bitcoin . Ini juga termasuk altcoin teratas lainnya seperti Ethereum , Solana (SOL), Toncoin (TON), Chainlink , dll.

Menariknya, Grayscale mengabaikan dua altcoin teratas seperti Ripple dan Cardano . Terlepas dari perkembangan positif dalam gugatan Ripple vs SEC, XRP kehilangan tempat di 20 mata uang kripto teratas Grayscale.

Pendatang baru dalam daftar Grayscale adalah Sui, sebuah blockchain yang baru-baru ini mendapatkan popularitas karena kecepatan transaksinya yang melonjak hingga 80% dan melampaui Solana.

Satu lagi yang masuk dalam daftar adalah Bittensor, yang dikenal dengan pertemuan antara kripto dan AI. Bittensor bertujuan untuk mendorong pertumbuhan sistem AI terbuka globalnya, dengan demikian menampilkan peningkatan dalam struktur pasarnya, terutama yang melibatkan sumber likuiditas dan harga.

Grayscale juga memasukkan platform penskalaan Ethereum Layer 2, Optimism, ke dalam daftarnya. Optimisme telah mendapatkan banyak popularitas untuk kerangka kerja “Superchain”, yang diadopsi oleh proyek populer lainnya seperti solusi Layer 2 Coinbase.

Staking based token

Yaitu jenis altcoin yang memakai proses staking untuk memverifikasi transaksi dan menambahkan lebih banyak koin ke pasokan.

Yaitu jenis altcoin yang memberikan hak suara kepada pemegang untuk membantu membentuk masa depan proyek.

Indikator Utama: Dominasi Bitcoin Menurun

Salah satu indikator utama dimulainya altcoin season adalah penurunan dominasi Bitcoin. Dominasi Bitcoin mengukur persentase kapitalisasi pasar Bitcoin dibandingkan dengan total kapitalisasi pasar cryptocurrency.

Ketika dominasi Bitcoin menurun, ini menunjukkan bahwa altcoin mulai menarik perhatian investor, yang membuka peluang bagi kenaikan harga altcoin. Jika dominasi Bitcoin turun di bawah angka tertentu, seperti 40-45%, ini sering kali menjadi tanda bahwa altcoin season telah dimulai.

Mayoritas Pasokan Altcoin tidak terbatas

Dari segi pasokan, mayoritas altcoin memiliki pasokan tidak terbatas. Hal ini tentu ditujukan untuk menanggulangi Bitcoin yang memiliki keterbatasan suplai sebesar 21 juta BTC.

Beberapa Altcoin yang Masuk Daftar Grayscale

Beberapa altcoin lain yang masuk ke dalam daftar Grayscale adalah Helium (HNT), Celo (CELO), dan UMA Protocol (UMA).

Baca juga: Shiba Inu, Pepe, dan Dogecoin Melonjak: Berikut 3 Memecoin Terbaik untuk Bull Run Berikutnya!

Helium berspesialisasi dalam jaringan infrastruktur fisik terdesentralisasi (DePIN) dan telah membangun model alokasi sumber daya yang efisien untuk cakupan jaringan nirkabel. Helium telah mendapatkan posisi pasar yang menonjol dengan lebih dari satu juta hotspot dan menghasilkan pendapatan biaya jaringan.

Di sisi lain, blockchain Celo yang mengutamakan seluler sedang bertransisi ke jaringan Ethereum Layer 2. Jaringan ini memberikan penekanan kuat pada stablecoin dan solusi pembayaran.

Adopsi yang terus meningkat di negara-negara berkembang, terutama di Afrika, telah dipercepat oleh aplikasi MiniPay Opera Browser. Celo juga telah melampaui Tron dalam transaksi stablecoin harian.

Melengkapi daftar pendatang baru adalah Protokol UMA, yang menyoroti peran penting oracle dalam ruang pasar prediktif dalam blockchain. Dengan mendukung Polymarket, platform pasar prediksi terkemuka, UMA memastikan resolusi hasil pasar yang transparan dan terdesentralisasi.

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Ketika investor memasuki industri mata uang kripto, ada sebuah istilah yang dikenal sebagai altcoin yang mengacu pada semua jenis mata uang kripto selain Bitcoin. Sejak pertumbuhan cepat Bitcoin di tahun 2013, sangat banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan untuk menyaingi Bitcoin. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa ada lebih dari 17.000 proyek altcoin yang beredar di seluruh dunia, dari koin meme hingga ke stablecoin.

Bitcoin adalah mata uang kripto sukses pertama yang ditemukan di tahun 2009. Belajar dari kesuksesan dan kegagalan Bitcoin, banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan. Bitcoin di tahun 2011 silam, kurang akan utilitas selain fungsinya sebagai sistem pembayaran elektronik digital peer-to-peer, untuk menyelesaikan kurangnya utilitas ini, pakar komputer lainnya menciptakan jenis-jenis mata uang kripto yang berbeda-beda, untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Bitcoin.

Sepanjang berjalannya waktu, sudah ada banyak proyek kripto yang dikembangkan, untuk menyaingi Bitcoin ataupun sebagai proyek pelengkap itu sendiri.

Proyek-proyek kripto lain ini disebut sebagai Altcoin. “Alt” adalah singkatan untuk kata alternatif, dan “Coin” berarti suatu mata uang kripto atau Bitcoin. Altcoin dapat diartikan sebagai mata uang kripto alternatif dan bisa juga sebagai alternatif Bitcoin.

Ethereum adalah altcoin terbesar dalam halnya kapitalisasi pasar dan selalu berada di posisi nomor dua di ranking aset kripto sejak tahun 2105.

Apa itu Altcoin Season?

Dunia aset kripto (cryptocurrency) tidak selalu sebatas bitcoin saja. Namun, ada juga koin lainnya yang disukai dan populer selain bitcoin. Koin-koin ini disebut dengan altcoin. Altcoin merupakan semua aset kripto yang dirilis setelah peluncuran Bitcoin. Altcoin diciptakan untuk melampaui Batasan yang terdapat pada Bitcoin sebagai aset digital.

Agar bisa bersaing dengan Bitcoin, tentu altcoin harus memiliki keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh Bitcoin. Contoh altcoin adalah Cardano, Ethereum, Binance, Polkadot, Polygon, dan lainnya. Nah, merujuk pada pengertiannya, maka altcoin season adalah periode dimana koin alternatif tersebut mengalami kenaikan nilai akibat meningkatnya volume perdagangan.

Peningkatan volume perdagangan mengakibatkan harga altcoin mengalami lonjakan yang melampaui Bitcoin dan dollar AS. Pada saat altcoin season berlangsung, pasar akan dikuasai oleh altcoin dan Bitcoin kehilangan dominasinya dalam pasar. Hal ini dapat dilihat pada nilai kapitalisasi Bitcoin yang menurun.

Musim ini pernah terjadi pada akhir 2017 dimana Bitcoin telah mencapai puncak harga tertingginya dan di awal tahun 2018, dominasi Bitcoin pada pasar merosot sebesar 37,84 persen.

Penyebab Altcoin Season

Fase yang paling umum dalam suatu bursa kripto adalah naik dan turunnya harga akibat pengaruh permintaan dan penawaran dalam pasar. Nah, hal inilah menjadi alasan bisa terjadinya altcoin season. Ketika Bitcoin telah mencapai harga yang cukup tinggi, beberapa investor atau trader akan mencari alternatif.

Alternatif yang muncul adalah altcoin yang memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan. Dengan begitu, harga bitcoin menjadi stabil dan altcoin menjadi bergejolak. Para investor akan membeli altcoin lewat keuntungan yang didapatkan dari naiknya harga Bitcoin. Hal ini akan mengakibatkan permintaan yang tinggi dan harga menjadi naik.

Walaupun demikian, hal tersebut bukan satu-satunya alasan yang dapat membuat altcoin season. Terkadang ada faktor lain yang dapat membuat altcoin meroket. Misalnya pada tahun 2021, Dogecoin dan Shiba Inu yang merupakan meme coin, bisa meroket karena popularitasnya. Hal ini sama dengan kegilaan NFT yang meningkatkan harga altcoin.

Cara memanfaatkan Altcoin Season

Cara untuk memanfaatkan momentum musim ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melakukan strategi HODL atau trading. HODL atau hold on for dear life merupakan strategi untuk menyimpan koin dalam jangka waktu yang panjang.

Jika kamu menggunakan strategi ini, maka kamu harus memilih altcoin yang memiliki potensi besar di masa depan. Lakukan riset mendalam terhadap whitepaper setiap altcoin yang ingin diinvestasikan. Jangan lupa lakukan diversifikasi karena volatilitas pasar kripto sangat tinggi.

Kamu juga bisa melakukan trading terhadap altcoin yang mengalami kenaikan harga yang drastis. Cara ini cukup berisiko, oleh karena itu kamu lakukan analisis pada altcoin dengan melihat volume perdagangan, kepercayaan publik, serta popularitasnya.

Jangan lupa untuk membuat trading plan seperti target risiko, harga masuk, target keuntungan dan lainnya. Nah, kamu bisa memanfaatkan Aplikasi Ajaib Kripto untuk trading, lho. Aplikasi Ajaib Kripto tersedia fitur yang membantumu buat trading maupun berinvestasi.Nah, tunggu apa lagi? Download Aplikasi ajaib kripto sekarang!

Altcoin season atau altseason adalah periode ketika altcoin, yaitu aset kripto selain Bitcoin (BTC), mengalami lonjakan harga yang signifikan. Pada masa ini, altcoin sering kali mengungguli Bitcoin dalam hal performa harga dan volume perdagangan.

Fenomena ini menarik perhatian banyak investor yang melihat potensi keuntungan besar dari altcoin. Namun, kapan altcoin season dimulai dan bagaimana kita bisa mengidentifikasi tanda-tanda awalnya?

Sejak Bitcoin mendominasi pasar cryptocurrency, altcoin season menjadi fenomena yang ditunggu-tunggu para investor. Altcoin season terjadi setelah periode dominasi Bitcoin yang lama, di mana investor mulai beralih dari Bitcoin dan berfokus pada altcoin.

Selama periode ini, harga altcoin mengalami lonjakan tajam, menarik perhatian banyak orang untuk berinvestasi di berbagai aset digital selain Bitcoin.

Proses Altcoin Season

Awal terjadinya proses altcoin season adalah berakhirnya masa bullish Bitcoin dalam pasar. Peranan Bitcoin sangat memengaruhi pasar kripto karena kapitalisasi pasar Bitcoin menguasai hampir 50% pasar dunia.

Proses musim ini dimulai pada saat investor mulai menjual Bitcoin ke mata uang Fiat atau menukarkan ke altcoin yang memiliki potensi memberikan keuntungan. Semakin banyak permintaan untuk memiliki altcoin, mengakibatkan harga altcoin terus naik.

Kenaikan harga altcoin dan volume perdagangan, membuat para investor mengalami FOMO (fear of missing out) dan mulai berbondong-bondong membeli altcoin.

Meroketnya harga altcoin dan meningkatnya volume perdagangan harian mengakibatkan naiknya harga altcoin secara menyeluruh. Inilah yang disebut dengan altcoin season.