Apa Dampak Anak Terlalu Sering Main HP?
Setiap gadget, baik itu HP, tablet, laptop, pada dasarnya dapat diibaratkan seperti dua mata pisau bagi anak. Di satu sisi, penggunaan gawai bisa memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik, tapi ada juga pengaruh buruknya yang perlu diwaspadai, Bun.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 30% anak berusia di bawah enam bulan sudah mengalami paparan gadget dengan rata-rata penggunaan sekitar 60 menit setiap hari.
Ketika mencapai usia dua tahun, 9 dari 10 anak memiliki paparan gadget yang lebih tinggi, yang berpotensi mengakibatkan anak mengalami gangguan ketergantungan layar gadget, yang dikenal sebagai Screen Dependency Disorder (SDD).
Berikut ini berbagai dampak negatif anak yang terlalu sering menggunakan gadget:
Gangguan Motorik
Hanya duduk bermain game saja seharian juga membuat anak jadi kurang banyak bergerak. Akibatnya, lama kelamaan kemampuan motorik Si Kecil akan menurun, sehingga pertumbuhan badannya jadi tidak maksimal dan anak berisiko mengalami obesitas.
Saat bermain game, anak tanpa sadar duduk membungkuk atau tiduran. Posisi duduk ini bukanlah posisi duduk yang sehat. Jika anak duduk dalam posisi yang salah terlalu lama, itu bisa membuat ototnya terasa kaku dan nyeri sendi.
Menurunkan Tingkat Konsentrasi Anak
Menurut penelitian, kecanduan bermain game bisa membuat anak mengalami gangguan konsentrasi. Ketika anak senang bermain game, akan terjadi perubahan pada struktur dendrit sel-sel di dalam otaknya. Hal ini mengakibatkan konsentrasi anak menurun, sehingga ia mudah lupa dan gagal fokus. Paparan radiasi dari perangkat elektronik juga bisa melemahkan konsentrasi anak.
Baca juga: WHO: Kecanduan Game Merupakan Gangguan Mental
Mempengaruhi Psikologis Anak
Kadang, sebagian game ataupun tontonan yang ia akses dari HP memperlihatkan kekerasan, ucapan kasar, atau adegan yang kurang pantas untuk ditiru sehingga dapat berdampak negatif bagi perkembangan psikologis anak jika ia terus-terusan terpapar.
Nah, anak usia dini adalah peniru yang ulung. Terus-terusan menonton konten yang tidak sesuai usianya dapat memicu si Kecil untuk mencoba atau meniru apa yang ia lihat. Terlebih, Anak-anak di usia dini juga belum bisa membedakan mana yang baik dan salah.
Anak-anak yang sudah ketergantungan main HP juga umumnya cenderung sulit mengontrol emosi, misalnya karena:
Cepat marah saat harus berpisah atau melepaskan gadget.
Merespon dengan tantrum apabila gadgetnya diambil.
Menolak untuk berhenti main HP walau sudah diingatkan berkali-kali.
Tidak tertarik untuk bermain dengan teman-temannya.
Maka itu, idealnya, Bunda sebisa mungkin mendampingi si Kecil selama ia main HP untuk memandu dan mengawasi konten yang ia akses.
Malpraktik Akademik
Handphone tidak hanya mengalihkan perhatian anak-anak dari pelajaran tetapi juga dapat menjadi alat malpraktek mereka untuk mendapatkan nilai yang baik dalam ujian. Menggunakan kalkulator bawaan dalam ujian yang tidak diperbolehkan, menyimpan foto atau informasi referensi untuk menyontek saat ujian, atau bahkan bertukar jawaban dengan siswa lain melalui obrolan selama ujian, telah diamati secara luas di berbagai sekolah. Perilaku seperti itu tidak hanya mempengaruhi kinerja akademis tetapi juga menghasilkan masalah kepribadian.
Tidak bisa disangkal bahwa handphone atau smartphone menjadi barang yang sangat kita butuhkan untuk beraktivitas. Bahkan, perangkat elektronik ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak. Memang ada banyak macam konten menarik dan mendidik yang bisa diakses dari HP untuk memuaskan rasa ingin tahu anak. Tapi, tahukah Bunda kalau terlalu sering main handphone dapat berakibat buruk terhadap tumbuh kembang anak?
Lalu, bagaimana caranya membatasi waktu si Kecil bermain handphone?
Anak Kurang Bersosialisasi
Si praremaja yang kecanduan bermain game biasanya akan lebih memilih bermain komputer di rumah daripada bermain di luar bersama teman-temannya. Akibatnya, anak akan jadi canggung atau kurang cakap jika harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Kesulitan Memahami Pelajaran
Kecanduan bermain gadget juga berpengaruh pada kemampuan kognitif anak dalam belajar dan mengolah informasi yang pada akhirnya berdampak negatif pada pencapaian akademis si Kecil di sekolah
Contohnya, dalam konteks pembelajaran di sekolah, anak cenderung mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan guru. Selain itu, anak-anak cenderung cepat kehilangan minat dalam belajar dan membaca buku.
Risiko kerusakan fungsi kognitif akibat penggunaan gadget ini dapat meningkat jika paparan terhadap gadget dimulai sejak usia dini.
Bisa Membuat Malas
Penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat si Kecil menjadi terlalu bergantung pada HP-nya untuk menghabiskan waktu sehari-hari.
Ia akan lebih sering menatap layar HP-nya secara pasif, sambil duduk atau tiduran, daripada beraktivitas fisik seperti bermain di luar rumah atau berolahraga untuk menstimulasi perkembangannya. Kurangnya stimulasi fisik pada usia dini dapat berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan kesehatan anak.
Terlalu sering main HP juga bisa membuat si Kecil menjadi malas belajar banyak hal, seperti membaca dan menulis. Padahal belajar membaca dan menulis adalah keterampilan yang sangat penting dan harus dilatih secara konsisten untuk mempersiapkan si Kecil masuk sekolah.
Anak Jadi Lebih Agresif
Anak yang kecanduan bermain game yang mengandung unsur kekerasan, seperti perang-perangan, pertarungan, dan lain sebagainya, biasanya akan lebih agresif dan memiliki emosi yang tinggi. Meski begitu, sebenarnya bermain game juga bisa memberi manfaat untuk anak, termasuk membantu mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan meningkatkan kreativitas. Maka dari itu, penting bagi ayah dan ibu untuk lebih bijak dalam memberikan izin anak bermain game, bukan malah melarangnya sama sekali.
Baca juga: 6 Tips Hindarkan Anak Kecanduan Game Online
Jika anak menunjukkan gejala kecanduan main game dan mulai mengganggu, mintalah Si Kecil untuk membatasi atau mengurangi waktu main game. Jika butuh saran ahli untuk mengatasi kecanduan game pada anak, coba pakai aplikasi Halodoc. Lebih mudah menghubungi psikolog atau psikiater melalui Video/Voice Call atau Chat. Ayo, download aplikasinya sekarang di App Store atau Google Play!
Fimela.com, Jakarta Penggunaan handphone tak hanya bagi orang dewasa namun juga anak-anak, untuk berbagai tujuan. Beberapa anak terlihat berbicara dengan teman selama berjam-jam, sementara yang lain menghabiskan waktu dengan bermain game atau menonton video.
Bahkan kini penggunaan handphone pun semakin meningkat karena Covid-19 membuat anak dituntut untuk bersekolah melalui daring. Hanphone dan internet bisa menjadi tempat pengetahuan bagi anak-anak.
Namun, penggunaan dan pemaparan yang berkelanjutan dapat memiliki efek berbahaya pada anak. Apa saja akibat sering main handphone untuk anak? Berikut ulasannya, melansir parenting.firstcry.com.